Masygul
Malam itu kulantunkan sebait doa,
kepada Dia yang Empunya Rasa.
Malam itu kunyanyikan selarik prosa,
tentang dia yang mampu membangkitkan beribu asa.
"Sudahlah, Nak, sudahi saja semuanya," bisik-Nya pelan.
Malam terasa semakin mencekam,
langit terus menitikkan air mata.
Jiwaku pun terasa semakin tertikam,
hingga boleh keluar bersama air mata.
Ini bukan perihal siapa yang pertama datang, sayang.
Ini tentang siapa yang sanggup bertahan.
Comments
Post a Comment